Senin, 01 Februari 2016

acetylcysteine

Acetylcysteine adalah obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak yang menghalangi saluran pernapasan. Karena itu, obat ini tidak cocok diberikan untuk pengidap batuk kering.

acetylcysteine

Dahak kental yang menempel dan menghambat saluran pernapasan biasanya muncul akibat penyakit pada paru-paru yang meliputi bronkitis, tuberkulosis, pneumonia, serta fibrosis sistik. Penggunaan obat pengencer dahak akan membantu Anda agar bisa lebih mudah bernapas.

Acetylcysteine tersedia dalam berbagai merek. Penggunaannya harus dengan resep dokter agar pilihan obat sesuai dengan jenis penyakit yang diidap serta kondisi kesehatan pasien.

Tentang Acetylcysteine

Jenis obat Ekspektoran
Golongan Obat resep
Manfaat Mengencerkan dahak
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun
Bentuk Tablet, kapsul, obat hirup, obat suntik
Peringatan

Bagi wanita hamil dan menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan acetylcysteine.
Tanyakanlah dosis acetylcysteine untuk anak-anak kepada dokter.
Harap berhati-hati jika menderita asma serta diabetes.
Acetylcysteine bisa menyebabkan rasa kantuk pada sebagian orang. Hindarilah mengemudi atau mengoperasikan alat berat selama mengonsumsi atau menggunakan obat ini.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Acetylcysteine

Dosis penggunaan acetylcysteine umumnya tidak sama untuk tiap bentuk obat. Dokter menentukan takaran obat ini berdasarkan bentuk obat yang digunakan, jenis penyakit, usia, serta kondisi kesehatan pasien.

Untuk bentuk kapsul, dosis acetylcysteine yang umumnya dianjurkan bagi pasien dewasa adalah 200 mg. Sementara frekuensi konsumsinya adalah dua hingga tiga kali dalam sehari.

Mengonsumsi Acetylcysteine dengan Benar

Gunakan acetylcysteine sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.

Jangan mengonsumsi acetylcysteine bersamaan dengan antibiotik tetrasiklin. Pastikan ada jarak setidaknya dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi ekspektoran ini. Penggunaan antitusif atau pereda batuk juga sebaiknya dihindari selama memakai acetylcysteine karena berpotensi memicu penumpukan dahak.

Usahakan untuk mengonsumsi acetylcysteine pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi acetylcysteine, disarankan untuk segera meminumnya jika jadwal minum berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis acetylcysteine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine

Acetylcysteine berpotensi memicu efek samping yang kemungkinan berbeda-beda pada tiap pasien. Efek samping yang mungkin terjadi saat mengonsumsi obat ini meliputi:


  • Mengantuk.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sariawan.
  • Hidung beringus.
  • Demam.

Berhentilah mengonsumsi acetylcysteine dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping berupa sakit dada, sulit bernapas, sakit perut, serta tinja berwarna hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

MEDICAL SCIENCE