Jumat, 15 Mei 2015

ADHD

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder lebih sering dikenal dengan istilah hiperaktif. ADHD merupakan gangguan jangka panjang yang menyerang jutaan anak dengan gejala-gejala yang dapat berlangsung hingga dewasa. Siapa saja memiliki kemungkinan untuk menderita ADHD, tapi kondisi ini umumnya dialami oleh orang-orang dengan gangguan belajar.
http://duniamayadokter.blogspot.com/
Beberapa gejala dalam perilaku yang dialami penderita ADHD meliputi sulit konsentrasi serta munculnya perilaku hiperaktif dan impulsif. Gejala-gejala ADHD umumnya terlihat sejak usia dini dan cenderung makin jelas ketika terjadi perubahan pada situasi di sekitar sang anak, misalnya mulai belajar di sekolah. Sebagian besar kasus ADHD terdeteksi pada usia 6-12 tahun. Anak-anak dengan ADHD cenderung rendah diri, sulit berteman, serta memiliki prestasi yang kurang memadai.
ADHD cenderung lebih sering terjadi dan mudah terdeteksi pada laki-laki daripada perempuan. Contohnya anak laki-laki umumnya memiliki perilaku yang lebih hiperaktif sementara anak perempuan cenderung lebih diam, tapi sulit berkonsentrasi.

Faktor Risiko dalam ADHD

Penyebab ADHD belum diketahui dengan pasti. Tetapi sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat risiko seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain faktor keturunan, pengaruh kelainan pada sistem saraf pusat, serta pengaruh kelahiran prematur.

Proses Diagnosis ADHD

Tidak semua anak yang sulit berkonsentrasi dan hiperaktif pasti menderita ADHD. Anak-anak yang sehat umumnya sangat aktif dan sering membuat orang tuanya kewalahan.
Oleh sebab itu, proses diagnosis ADHD membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Sejumlah pemeriksaan fisik serta psikologis dari dokter anak dan ahli psikiatri akan dijalani oleh penderita ADHD.

Langkah Penanganan untuk ADHD

Gejala-gejala ADHD terkadang akan berkurang seiring bertambahnya usia, tapi ada juga penderita ADHD yang tetap mengalaminya hingga dewasa. Meski demikian, ada beberapa metode yang dapat dipelajari agar gejala-gejala tersebut dapat dikontrol. Beberapa langkah penanganan tersebut meliputi obat-obatan, terapi perilaku, serta terapi interaksi sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

MEDICAL SCIENCE