Selasa, 03 Februari 2015

Delirium: Kesadaran Penurunan

Delirium adalah kondisi sementara dan biasanya terjadi secara tiba-tiba, di mana pasien mengalami penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi dan menjadi linglung, bingung dan tidak mampu berpikir jernih.

PENYEBAB

Delirium adalah keadaan mental yang abnormal, bukan penyakit; dengan sejumlah gejala yang menunjukkan penurunan fungsi mental.

Berbagai kondisi atau penyakit (mulai dari dehidrasi ringan sampai keracunan obat atau infeksi yang bisa berakibat fatal), bisa menyebabkan delirium.

Situasi ini paling sering terjadi pada orang tua dan pasien yang menderita gangguan otak, termasuk orang yang parah sakit, orang yang mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan perubahan dalam pikiran atau perilaku, dan orang-orang yang menderita demensia.

Penyebab delirium:
# Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
# Efek toksik dari pengobatan
# Tingkat elektrolit, garam dan mineral (seperti kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu
# Infeksi akut dengan demam
# Hidrosefalus tekanan normal, yang merupakan cairan yang melindungi negara di mana otak tidak diserap dengan baik dan menekan otak
# Hematoma subdural, yang mengumpulkan darah di bawah tengkorak yang dapat menekan otak.
# Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak)
# Kurangnya tiamin dan vitamin B12
# Hypothyroidism dan hipotiroidisme
Tumor Otak # (beberapa di antaranya kadang-kadang menyebabkan linglung dan memori terganggu)
# Patah tulang panggul dan tulang panjang
# Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan kadar oksigen rendah atau tingkat tinggi karbon dioksida dalam darah
# Stroke.

GEJALA

Delirium dapat dimulai dengan berbagai gejala, dan kasus-kasus ringan mungkin sulit untuk mengidentifikasi.
Perilaku seseorang yang mengalami delirium bervariasi, tetapi kira-kira sama dengan orang-orang yang mengalami mabuk berat.

Ciri utama dari delirium tidak bisa fokus.
Orang tidak dapat berkonsentrasi, sehingga mereka memiliki kesulitan dalam memproses informasi baru dan tidak dapat mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Hampir semua pasien mengalami disorientasi waktu dan bingung dengan di mana mereka berada.
Pikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.

Pada kasus yang parah, pasien tidak tahu diri.
Beberapa orang mengalami paranoia dan delusi (percaya bahwa ada hal-hal aneh).

Respon pasien terhadap kesulitan yang dihadapi berbeda; ada yang sangat tenang dan menarik diri, sementara yang lain menjadi hiperaktif dan mencoba melawan halusinasi dan delusi yang dialami.

Jika penyebabnya adalah obat, maka sering terjadi perubahan perilaku.
Toksisitas obat menyebabkan pasien untuk tidur sangat tenang dan menarik diri, sedangkan keracunan amfetamin menyebabkan orang menjadi agresif dan hiperaktif.

Delirium bisa berlangsung berjam-jam, hari atau bahkan lebih lama, tergantung pada tingkat keparahan gejala dan lingkungan medis pasien.
Delirium sering memburuk pada malam hari (fenomena yang dikenal sebagai matahari terbenam).
Pada akhirnya, pasien akan tidur gelisah dan bisa berkembang menjadi koma (tergantung pada penyebabnya).

Membedakan Delirium Dengan psikosis
Gejala umum dari Delirium
(Penyakit fisik)
Gejala umum dari psikosis
(Gangguan jiwa)
Bingung tentang waktu, tanggal, tempat atau identitas
Biasanya menyadari waktu, tempat dan identitas
Sulit untuk berkonsentrasi
Bisa fokus
Lupa peristiwa yang baru saja terjadi

Berpikir logis tapi ingat bahwa hanya terjadi peristisa
Tidak mampu berpikir logis atau melakukan perhitungan sederhana
Mampu melakukan perhitungan sederhana
Demam atau tanda-tanda lain dari infeksi
Riwayat gangguan psikologis
Halusinasi (melihat)
Halusinasi (mendengar)
Ada bukti penggunaan narkoba
-
Gempa
-

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan penyebabnya ditentukan secepat mungkin.

Melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan terfokus pada pasien dengan tanggapan neurologis.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan tes darah, sinar-x dan pungsi lumbal.

PENGOBATAN

Pengobatan tergantung pada penyebabnya;
- Infeksi diobati dengan antibiotik
- Demam diobati dengan obat untuk demam
- Tingkat abnormal garam dan mineral dalam darah diselesaikan dengan menetapkan tingkat cairan dan garam dalam darah.

Untuk meringankan agitasi diberikan obat benzodiazepin (misalnya, diazepam, triazolam dan temazepam).

Obat anti-psikosis (misalnya, haloperidol, chlorpromazine dan tioridazin) biasanya diberikan hanya untuk pasien yang pasien paranoid atau ketakutan atau yang tidak dapat diredakan dengan benzodiazepin.

Jika penyebabnya adalah alkohol, benzodiazepin diberikan sampai pasien kehilangan agitasi. (Medicastore)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

MEDICAL SCIENCE